LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
IDENTIFIKASI
PROTEIN DAN ASAM AMINO
Nama : Fauzi
NPM : E1C012068
Semester : II (Dua)
Prodi : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Dosen Pembimbing : Yosi Penita
Ko-Ass : Septi
Susanti
LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI
PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Protein
merupakan komponen utama semua sel mahluk hidup. Protein berfungsi sebagai
pembentuk struktur sel yang menghasilkan hormon, enzim, dan lain-lain. Ditinjau
dari segi kimia, protein merupakan suatu senyawa polimer dari asam amino dengan
berat molekul tingi (104 sampai 106).
Asam amino
merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsi amino (- NH2) dan asam
karboksilat (- COOH) pada olekul yang sama. Asam amino merupakan monomer yang menyusun
polimer-polimer pada prtein.Asam amino dapat mengalami proses hidrilisis yang
menghasilkan hidrolisat protein.Hidrolisat protein didefinisikan sebagai
protein yang mengalami degradasi hidrolitikdengan asam atau basa kuat dengan
hasil akhir berupa campuran beberapa hasil. Fungsihidrolisat protein dapat
sebagai penyedap atau sebagai intermedia tes untuk isolasi danmemperoleh asam
amino secara individu atau dapat pula untuk pengobatan yaitu sebagaidiet untuk
penderita pencernaan. Dengan menggunakan teknik kromatografi, berbagai macam
asam amino dalamhidrolisat protein dapat diidentifikasi. Kromatografi digunakan
untuk memisahkansubstansi campuran menjadi komponen-komponennya.Selain teknik
ini, ada berbagaicara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji
asam amino dan reaksi ujiprotein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6
macam uji yaitu: uji millon, ujihopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat,
dan uji biuret. Sedangkan untuk uji protein,berdasarkan pada pengendapan oleh
garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Sertauji koagulasi dan denaturasi
protein. Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum danuji berdasakan jenis
asam aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadaptirosin, uji
Hopkins cole terhadap triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret
Bereaksi positif terhadap
pembentukan senyawa kompleks Cu gugus –CO dan –NH darirantai peptida dalam
suasana basa. Serta uji xantroproteat bereaksi positif untuk asamamino yang
mengandung inti benzena. Oleh karena itu dalam praktikum ini akandilakukan
hidrolisis protein dan identifikasi asam amino dari telur bubuk.B. Permasalahan
Dari pemaparan di atas, timbul permasalahan yang selanjutnya akan dikaji
dalampraktikum ini, yaitu1. Bagaimana menghidrolisis protein dari telur ?2.
Bagaimana mengetahui komponen asam amino penyusun protein hasil hidrolisis
dengan menggunakan kromatografi lapis tipis?C. Tujuan Dari permasalahan yang
diajukan, maka tujuan praktikum ini yaitu antara lain :1. Untuk mengetahui cara
menghidrolisis protein dari telur2. Untuk mengetahui komponen asam amino
penyusun protein hasil hidrolisis dengan menggunakan kromatografi lapis
tipis.D. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini, antara lain :1.
Dapat mengetahui identifikasi asam amino yang mengandung sulfur dan inti
benzen.2. Dapat mengetahui komponen asam amino dari protein yang terdapat dalam
telur dengan menggunakan kromatografi lapis tipis.
1.2 1.2 Tujuan
Tujuan percobaan adalah untuk
melakukan analisis dan identifikasi protein dan asam amino.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino
adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil
(-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom
C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus
amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat
amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah
satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein
(Anonim, 2009).
Protein yang
ditemukan kadang-kadang berkonjugasi dengan makromolekul atau mikromolekul
seperti lipid, polisakarida dan mungkin fosfat. Protein terkonjugasi yang
dikenal antara lain nukleoprotein, fosfoprotein, metaloprotein, lipoprotein,
flavoprotein dan glikoprotein. Protein yang diperlukan organisme dapat
diklasifikasikan menjadi dua golongan utama, ialah pertama; protein sederhana,
yaitu protein yang apabila terhidrolisis hanya menghasilkan asam amino, dan
kedua protein terkonjugasi, yaitu protein yang dalam hidrolisis tidak hanya
menghasilkan asam amino, tetapi menghasilkan juga komponen organik ataupun
komponen anorganik yang disebut “gugus prosthetic” (Sumarno, dkk., 2002).
Pada umumnya
asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik menggunakan enzim
maupun asam. Dengan cara ini diperoleh campuran bermacam-macam asam amino dan
untuk menentukan jenis asam amino maupun kuantitas masing-masing asam amino
perlu diadakan pemisahan antara asam-asam amino tersebut (Poedjiadi, 1994).
Ada beberapa
metode analisis asam amino, misalnya metode gravimetric, kalorimetri,
mikrobiologi, kromatografi dan elektroforesis. Salah satu metode yang banyak
memperoleh pengembangan ialah metode kromatografi. Macam-macam kromatografi
ialah kromatografi kertas, krometografi lapis tipis dan kromatografi penukar
ion (Poedjiadi, 1994).
Asam amino
dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang sama.Dari keseluruhan
asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yangbiasa dijumpai
pada protein. Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada
tiapmolekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai
strukturion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino
menunjukkan sifat-sifatspesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus
tersebut, senyawa ini akanmemberikan reaksi kimia yang yang mencirikan
gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalahreaksi asetilasi dan esterifikasi
(Girindra, 1993).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Bahan
Praktikum
- Asam Nitrat (H2(NO3)2)
- Hg-Nitrat (HNO3)
- Fenol (C6H5-OH)
- Urea (CO(NH2)2)
- Amonium Sulfat ((NH4)SO4)
- Hg-Khlorida (Hg2Cl2)
- Asam Klorida (HCl)
- Asam Pikrat
- Hg-Nitrit (Hg2(NO2)2)
- Natrium Hidroksida (NaOH)
- Natrium Hidroksida (NaOH)
- Kupri Sulfat (CuSO4)
- Kertas Lakmus
- Pb.asetat ((CH3COO)2Pb)
- Perak Nitrat (AgNO3)
- Beffer Asetat
- Asam Trikhlor Asetat
Alat praktikum
- Tabung Reaksi
- Penjepit Tabung Reaksi
- Gelas Ukur 50 ml
- Pipet Ukur
- Gelas Piala 50 ml
- Spatel
- Timbangan Analitik
- Sikat Tabung Reaksi
- Erlenmeyer 50 ml
- Batang Pengduk Kaca
- Corong 0,5 cm
- Rak Tabung Reaksi
- Gelas Ukur 25 ml
- Piepet Ukur 5 ml pakai penghisap
- Spatula
- Botol Semprot
- Penangas Air
- Pipet Tetes
- Kertas Lakmus
- Pb.asetat ((CH3COO)2Pb)
- Perak Nitrat (AgNO3)
- Beffer Asetat
- Asam Trikhlor Asetat
Alat praktikum
- Tabung Reaksi
- Penjepit Tabung Reaksi
- Gelas Ukur 50 ml
- Pipet Ukur
- Gelas Piala 50 ml
- Spatel
- Timbangan Analitik
- Sikat Tabung Reaksi
- Erlenmeyer 50 ml
- Batang Pengduk Kaca
- Corong 0,5 cm
- Rak Tabung Reaksi
- Gelas Ukur 25 ml
- Piepet Ukur 5 ml pakai penghisap
- Spatula
- Botol Semprot
- Penangas Air
- Pipet Tetes
3.2 Cara Kerja
3.2.1 PERCOBAAN I : UJI ADANYA UNSUR PADA
PROTEIN
- Nitrogen akan meraksikan dengan NaOH
membentuk senyawa aomoniak yang bersifat basa.
- Memasukkan
sedikit bahan/sampel/contoh/cuplikan ke dalam tabung reaksi dan menambahkan
kristal NaOH sebanyak dua kali jumlah bahan.
- Memanaskan
dengan hati-hati dan memperhatikan bau yang menyebar atau reaksi uapnya pada
kerta lakmus merah yang dibasahkan dengan air.
3.2.2 PERCOBAAN II : UJI BIURET
- Memasukkan
3 ml larutan protein (konsentrasi 2%) ke
dalam tabung reaksi.
- Menambahkan
1 ml NaOH 40%
- Menambahkan
setetes demi setetes larutan 0.5% CuSO4 sehingga warna berubah
menjadi warna merah muda atau ungu
- Selanjutnya pada tabung reaksiyang lain, memanaskan
sedikit urea di dalam tabung reaksi di atas api kecil hingga cair dan
mendidih
- Menambahkan
1 ml NaOH 40%.
- Menambahkan
setetes demi setetes larurutan 0.5% CuSO4 dan mengamati apa yang terjadi.
3.2.3 PERCOBAAN III : UJI XANTHOPROTEIN
- Memasukkan
3 ml larutan protein (konsentrasi 2%) ke
dalam tabung reaksi.
- Menambahkan
1 ml HNO3 pekat.
- Memanaskan
larutan sampai larutan menjadi kuning
tua, jangan sampai terhirup uap/asap saat proses pemanasan.
3.2.4 PERCOBAAN V : NINHIDRIN
- Mengambil
1 ml larutan protein (dalam tabung reaksi) tambahkan 10 tetes larutan ninhidrin 0,2%.
- Memanaskan
pada suhu 100oC selama 10 menit.
- Kemudian
mengamati perubahan yang terjadi.
3.2.5 PERCOBAAN VI : PENGENDAPAN PROTEIN
3.2.5.1 Pengendapan Amonium Sulfat
- Mengambil 3-4 ml larutan protein ke dalam tabung
reaksi .
- Menambahkan3-4 ml larutan jenuh amonium
sulfat, mengocok tabung pelan-pelan
sampai larutan protein menjadi keruh.
- Memindahkan 1ml larutan protein tersebut
kedalam tabung reaksi.
- Kemudian mengocoknya hingga larutan jernih
kembali (endapan larut).
3.2.5.2
Pengendapan Dengan Mineral Pekat
- Menyiapkan dua buah tabung reaksi,
masing-masing dimasukkan 1ml HNO3 pekat dan 1 ml HCl pekat.
- Kemudian tabung-tabung tersebut dimiringkan
dan menambahkan 1-1,5 ml larutan protein setetes demi setetes lewat dinding
tabung.
- Selanjutnya menegakkan kembali tabung-tabung
tadi dan didiamkan sejenak dan diperoleh cincin putih sebagai endapan protein.
- Kemudian
mengocok tabung reaksi lagi dan
menambahkan lagi asam-asamnya.
- Pada tabung asaam nitrat diperoleh endapan
yang lebih banyak sedangkan pada asam klorida di peroleh larutan jernih endapan laritan pada asam klorida berlebihan.
3.2.7
PERCOBAAN VII : DENATURASI, FLOKASI DAN KOAGULASI
- Menuangkan 3 ml bahan/sampel ke dalam tabung
reaksi.
- Memanaskan sampai mendidih selama beberapa
menit (denga api kecil)
- Kemudian mengamati dan menjelaskan apa yang
terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
1. Tabel
Pengamatan unsur N Pada Protein
No
|
Bahan/Sampel
|
Parameter
Analisa
|
||
Bau
|
Warna Lakmus
|
|||
1
|
Madu
|
Tidak
Berbau
|
Biru
|
|
2
|
Kaldu
|
Berbau
|
Biru
|
|
3
|
Kacang
Hijau
|
Berbau
|
Biru
|
|
4
|
Susu
Sapi
|
Tidak
Berbau
|
Biru
|
|
5
|
Susu
Kedelai
|
Tidak
Berbau
|
Biru
|
|
6
|
Putih
Telur
|
Berbau
|
Biru
|
2. Tabel
Pengamatan Uji Warna
No
|
Bahan/Sampel
|
Uji Warna
|
||
Biuret
|
Xanthoprotein
|
Ninhaidrin
|
||
1
|
Madu
|
Orange
|
Biru
|
Bening
|
2
|
Kaldu
|
Biru
Muda
|
Biru
|
Bening
|
3
|
Kacang
Hijau
|
Biru
Tua
|
Orange
|
Kuning
|
4
|
Susu
Sapi
|
Ungu
|
Biru
|
Ungu
|
5
|
Susu
Kedelai
|
Ungu
|
Orange
|
Putih
|
6
|
Putih
Telur
|
Ungu
|
Orange
|
Putih Keruh
|
7
|
Urea
|
3. Tabel
Pengamatan Pengendapan Dan Denaturasi Protein
No
|
Bahan/Sampel
|
Parameter
Analisa
|
|||
Amonium Sulfat
|
Mineral
|
Denaturasi
|
|||
1
|
Madu
|
Bening
|
Endapan
Sedikit
|
Putih,
Mengendap, berbuih
|
|
2
|
Kaldu
|
Jernih
|
Endapan
Sedikit
|
Bening,
Ada Gelembung
|
|
3
|
Kacang
Hijau
|
Ada
Endpan
|
Endapan
Banyak
|
Warna
Lebih Keruh
|
|
4
|
Susu
Sapi
|
Keruh,
Biru Muda
|
Endapan
Banyak
|
Putih,
Mengental
|
|
5
|
Susu
Kedelai
|
Ada
Endapan
|
Endapan
Larut
|
Putih
Susu
|
|
6
|
Putih
Telur
|
Keruh,
ada endapan
|
Endapan
Banyak
|
Bening,
dan Jernih
|
4.2 Pembahasan
a. Pengamatan Unsur N Pada Protein
Dari
hasil pengamatan di atas dapat di amati bahwa pada sampel madu, kaldu,
kacang
hijau, susu sapi, susu kedelai, putih telur semuanya terjadi perubahaan warna
menjadi biru, sedangkan pada analisa warna madu, susu sapi, dan susu kedelai
tidak berbau dan pada sampel kaldu, kacang hijau dan putih tercium adanya bau.
b.
Pengamatan Uji Warna
Pada
pengamatan uji warna dilakukan dengan beberapa larurutan yaitu sebagai berikut:
- Pada pengamatan biuret sampel madu terjadi perubahan warna orange, pada sampel kaldu terjadi perubahan warna biru muda, kacang hijau terjadi perubahan warna
biru tua sedangkan pada sampel susu sapi, susu kedelai dan putih telur terjadi
perubahan warna ungu. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawasenyawa yang
mengandung gugus amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini
memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet
atau ungu.
-
Pada pengamatan xanthoprotein sampel madu, kaldu dan susu sapi terjadi
perubahan warna biru sedangkan ppada sampel kacang hijau, susu kedelai dan
putih terjadi perubahan warna orange .
-
Pada pengamatan ninhidrin sampel madu dan kaldu terjadi perubahan warna bening.
Pada sampel kacang terjadi perubahan warna kuning. Susu sapi terjadi perubahan
warna ungu. Susu kedelai mengalami perubahan warna putih, sedang pada sampel
putih telur terjadi perubahan warna putih keruh .
-
Dan pada sampel urea yang percobaannya dilakukan tersendiri, yang telah
dipanaskan terjadi perubahan warna biru.
c. Pengamatan Pengendapan dan Denaturasi Protein
- Pada pengamatan
Amonium sulfat, pada sampel kacang hijau terdapat endapan, pada sampel susu
sapi terjadi perubahan warna keruh biru muda, pada susu kedelai terjadi perubahan warna bening dan terdapat endapan, pada putih terjadi perubahan warna
keruh dan terdapat endapan, pada madu berwarna jernih, dan pada sampel yang terakhir
yaitu pada kaldu terjadi perubahan warna jerrnih.
- Pada pengamatan mineral, pada
sampel kacang hijau, susu sapi dan putih telur terdapat banyak endapan. Pada
susu kedelai terdapat endapan, sedangkan pada madu dan kaldu terdapat sedikit
endapan .
- Pada pengamatan denaturasi, pada sampel
kacang hijau terjadi perubahan kuning yang lebih keruh. Pada susu sapi terjadi
pengentalan dan berwarna putih. Pada susu kedelai terjadi perubaha warna putih
pekat .Pada putih telur terjadi perubahan warna jernih (bening). Pada madu
terjadi perubahan warna putih susu dan mengendap, berbuih, sedangkan pada kaldu
terjadi perubahan warna bening dan terdapat gelembung .
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan
dari pembahasan yang telah diuraikan
pada makalah ini adalah Asam amino merupakan
asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai
komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi
gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3
dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana. Protein merupakan senyawa organik
kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen,
oksigen,
nitrogen
dan kadang kala sulfur
serta fosfor
5.2 Saran
Mengingat banyaknya percobaan
yang dilakukan, maka akan lebih baik jika alokasi waktu yang disediakan lebih
banyak, sehingga para praktikan dapat melakukan semua
percobaan yang akan di lakukan yang sesuai dengan prosedur keja pada penuntun
praktikum agar semua praktikan dapat lebih memahaminya dan supaya mendapatkan hasil
yang lebih meyakinkan. Untuk para praktikan di harapkan pada saat melakukan pecobaan di harapkan
agar semua nya dapat terlibat, didak hanya duduk dan menunggu hasil dari
kawan-kawannya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden
Ralph J. and Fessenden Joan S. Dasar-Dasar Kimai Organik. Jakarta :
Binarupa Aksara, 1997.
Wilbraham
Antony, C and Matta Michael S. Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB,
1992.
Bagian Kimia
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Buku Ajar Kimia
Keperawatan. Banjarbaru: UNLAM, 2009.
The ESCAPE Trial Group et Strict Blood-Preassure Control and Progression
of Renal Failure in Children. N ENGL J MED 361;17. 2009. 1639-1650.
Gilbert, Richard E. et Activated Protein C and Diabetic Naphropathy. N
ENGL J MED 358;15. 2008. 1628-1630.
Barnes, Aileen M. et Deficiency of Cartilage-Associated Protein in
Recessive Lethal Imperfecta. N ENGL
J MED 355;26. 2006. 2757-2764.
Online. http://
biokimia umum « All about biologi.html.
JAWABAN
PERTANYAAN
1. a. Asam
amino alfa adalah adalah Asam amino dalam protein, karena gugus amino
terikat pada atom C alfa (yaitu atom karbon yang terikat langsung pada gugus
karboksil). Gugus karboksil (-COOH) memberikan sifat asam dan gugus amina (-NH2)
memberikan sifat basa.
b. Protein Protein (akar kata protos dari bahasa Yunanisenyawa
organikbobot molekul) merupakan salah satu bio-makromolekul yang penting
perananya dalam makhluk hidup. Setiap sel dalam tubuh kita mengandung protein,
termasuk kulit, tulang, otot, kuku, rambut, air liur, darah, hormon, dan enzim.
c.
Protein sederhana ialah protein yang merupakan protein yang hanya
terdiri atas molekul-molekul asam amino
d.
Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah
kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang
berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada
molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia
yang sama atau mirip.
e.
Polipeptida merupakan polimer
yang tersusun dari beberapa peptida
hasil pengikatan gugus karboksil (COOH) dengan gugus amino.
Satu atau lebih polipeptida dapat membentuk protein,
contohnya enzim.Polipeptida
terbentuk melalui proses ekspresi gen
yang terjadi di dalam sel.
f .
katan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon pada gugus karboksil suatu molekul berbagi elektron dengan atom
nitrogen pada gugus amina molekul lainnya. Reaksi yang
terjadi merupakan reaksi kondensasi, hal ini
ditandai dengan lepasnya molekul air ketika reaksi berlangsung.[1] Hasil dari
ikatan ini merupakan ikatan CO-NH,[2] dan
menghasilkan molekul yang disebut amida. Ikatan peptida ini dapat menyerap
panjang gelombang 190-230 nm
g.
Protein majemuk protein yang mengandung gugus non protein di dalamnya
seperti gugus gula, lipida, logam-logam, asam inti dan ester fosfat. Protein
golongan ini meliputi lipoprotein (membawa lipida), Glikoprotein (membawa
glukosa), nucleoprotein (membawa asam inti seperti ribose), dan fosfoprotein
(membawa gugus ester fosfat seperti kasein).
2. Protein globular adalah, merupakan
protein yang larut dalam pelarut air dan dapat berdifusi dengan cepat, dan
bersifat dinamis.
3. Struktur protein serabut terdiri dari
peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun memanjang, dan
memberikan peran struktural atau pelindung. Misalnya fibroin pada sutera dan
keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak larut dalam air, asam,
basa, maupun etanol.
4. Protein
primer, merupakan
urutan asam amino penyusun protein yang
dihubungkan melalui ikatan peptida (amida)., Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam
amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
Sedangkan sekunder protein bersifat reguler,
pola lipatan berulang dari rangka protein. Pada struktur sekunder, protein
sudah mengalami interaksi intermolekul, melalui rantai samping asam amino.
Analisa defraksi sinar-X merupakan cara yang baik untuk mempelajari struktur
sekunder protein serabut.
5. Uji yang dapat menunjukkan telah terjadinya
suatu haidrolisis sempurna ialah uji biuret.
6. Asam-asam amino yang memiliki cincin
benzen, gugus hidroksifenil, gugus guanidimum, dan gugus indol adalah fenilalanin, tirosin, dan triptofan yang memiliki cincin benzen,
tirosin (tyrosin) yang memiliki gugus hidroksifenil, arginin yang memiliki
gugus guanidimium, dan triptofan mengandung gugus indol.
7. Mengapa kulit kita akan berwarna
kuning bila terkena asam nitrat, karana hal ini juga akibat terjadinya reaksi
xantoprotein
8. Denaturasi protein
adalah berubahnya struktur protein dari struktur asalnya atau struktur
alaminya. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya denaturasi protein
yaitu suhu tinggi, perubahan pH yang ekstrim, pelarut organik, zat kimia
tertentu (urea dan detergen), atau pengaruh mekanik (guncangan).
9. Putih telur dan susu digunakan sebagai zat
penawar pada keracunan logam berat karena protein di dalam putih telur dan susu
bersifat sebagi zat penawar antidotum atau anti keracunan logam berat karena
mengandung ion positif.
10.Karena, Asam Pikrat
dan asam tannat dapat menggumpalakn atau mengendapkan larutan protein. Jika
asam ini di oleskan pada permukaan atau daerah luka bakar, protein di tempat
tersebut akan menggumpal dan bertindak sebagai lapisan pelindung serta
menghalangi hilangnya sejumlah air yang dilepasakn dari daerah luka tersebut.
Gumpalan Protein ini dapat juga berperan untuk mengurangi kontak luka bakar
tersebut degan udara.